Jun 15, 2010

Tuhan Tidak Butuh Porselin…



Judul di atas sebenarnya adalah kalimat penutup sebuah cerpen yang berjudul “Rumah Tuhan” yang aku baca dari satu majalah terkemuka (harganya mahal bgt seh, jadi bacanya dulu pas pinjem di perpustakaan kampus).

Fenomena yang digambarkan di cerpen itu (ternyata) bukan tidak ada. Begitu mengagung-agungkan rumah Tuhan, menjadikan rumah Tuhan tidak dapat menjadi tempat berlindung untuk orang-orang yang mengagungkannya. Bahkan melewati halaman ataupun taman juga tidak bisa segampang orang melewati halaman atau taman milik tetangga.

Kekhawatiran lantai rusak, taman berantakan dan sebagainya menjadikan untuk masuk ke rumah Tuhan yang megah dan mewah penuh “pakewuh”…. Dan yang lebih parah timbul kekurangnyamanan saat yang hadir berusaha “bercengkrama” dengan Tuhan…
Di lain sisi, ada rumah Tuhan yang tampil apa adanya, bersahaja, tanpa ini itu. Bahkan lantainya hanyalah dari semen, bukan tegel apalagi porselin/marmer. Tetapi pada saat hujan badai, rumah Tuhan masih mau dan bisa digunakan untuk berlindung… tanpa takut keramik pecah, tanpa takut taman berantakan…. Dan yang lebih menyentuh, sungguh terasa nyaman saat “bercengkrama” dengan Tuhan di rumah Tuhan yang apa adanya itu….

Dan aku yakin, Tuhan memang tidak butuh porselin…..

1 comment:

Anonymous said...

Tapi bisa jadi lho sarana dapat mempengaruhi tingkat kenyamanan saat kita berkomunikasi dengan Tuhan...